Langsung ke konten utama

Tugas Mengarang Legenda Asal Usul Desa Jambu


Dahulu kala, hiduplah seorang pemuda pengembara yang sakti, gagah berani dan tidak kenal takut kepada apapun yang dijumpainya. Tapi meskipun demikian, sang pengembara mempunyai sifat yang baik hati, dan suka membantu orang lain yang ditemui disetiap penjalanannya. Sebenarnya ia adalah sorang pangeran atau anak Raja dari Negeri Atasbanyu, Negeri Atasbanyu adalah negeri yang subur, makmur, dan dikenal karena rakyatnya yang berbudi luhur. Ia mengembara bertujuan mencari obat untuk Sang Raja (ayahnya) yang sedang sakit. Semua tabib yang diundang dari negeri tetangga, tidak ada satupun yang mampu menyembuhkan penyakit sang raja. Pangeranpun sedih, melihat keadaan ayahnya yang demikian. Akhirnya sang pangeran bertapa disebuah goa yang berada di daerah hutan kerajaan. Dalam bertapa, sang pangeran mendapat petunjuk, agar melakukan perjalanan ke Negeri Matahari Tenggelam untuk menemukan obat untuk sang raja. Negeri Matahari Tenggelam sangatlah jauh, untuk dapat sampai kesana sang pangeran harus melewati hutan yang angker, rawa mematikan, dan lautan tak berujung, butuh waktu berbulan-bulan agar dapat sampai ke Negeri Matahari Tenggelam. Dengan tekat yang kuat, kesokan harinya sang pangeran pergi membawa perbekalan secukupnya dan pergi meninggalkan kerajaan demi mencari obat yang mujarab untuk menyembuhkan ayahnya.

Setelah beberapa bulan perjalanan dan melewati semua rintangan, sang pengembara sampailah di Negeri Mata Hari Tenggelam. Sang pengembara awalnya ragu, apakah benar ini adalah Negeri Matahari Tenggelam. Karena negeri itu sangatlah berbeda dengan negeri-negeri yang sebelumnya pernah dikunjungi. Rakyatnya pendiam dan jarang berbicara, ditanyapun tidak ada yang menjawab dengan kata-kata. Akhirnya sang pengembara pergi menuju pusat kerajaan untuk bertemu raja negeri tersebut. Awalnya sang pengembara tidak disambut dengan baik, tapi setelah mengenalkan diri dan menceritakan maksud kedatangannya ke Negeri Matahari Tenggelam,akhirnya raja negeri tersebut mau menemui sang pengembara. Sang pengembara langsung menanyakan obat yang dapat menyembuhkan ayahnya. Sang raja menjawab ada buah yang dapat menyembuhkan banyak penyakit, penduduk sekitar menamakan buah tersebut "guajava". Tapi untuk pergi mengambilnya sangat tidak mudah. pohon buah tersebut dijaga oleh makluk besar yang buas, bertaring panjang dan bisa terbang. pendengaran makluk itu sangatlah tajam, sehingga penduduk tidak berani berbicara keras, dan itulah yang membuat penduduk negeri tersebut  tidak berani banyak bicara. Penduduk sekitar menamakan makluk itu "codot". Codot suka menculik orang yang berusaha mengambil buah tersebut, termasuk menculik tuan putri yang berusaha mengambil buah untuk obat sang ibu suri yang sakit. Mendengar cerita itu, sang pengembara meminta sang raja agar menunjukkan tempat tumbuhnya pohon buah guajava tersebut.

Akhirnya keesokan harinya, sang raja menyuruh pengawalnya untuk mengantarkan sang pengembara ke hutan tempat tumbuhnya buah yang sudah memakan banyak korban hilang itu. Dengan berbekal keberanian, sang pengembara dan para pengawal raja itu berangkat menuju tempat tujuan. Tapi para pengawal tidak berani melangkah lebih dalam lagi karena takut. Sang pengembara berusaha meyakinkan para pengawal agar tidak khawatir tentang makluk itu dan mau mengantar sampai tempat tujuan. Para pengawalpun mau, walaupun terpaksa demi menyelamatkan sang putri atas perintah sang raja.

Dan setelah beberapa jam perjalanan, sampailah mereka ketempat tujuan. Pohon buah guajava ternyata besar sekali, butuh memanjat untuk mengambil buahnya. Tak terasa hari sudah mulai gelap, dan inilah yang dikhawatirkan para pengawal. Bila malam tiba, makluk itu sangat berbahaya dan dapat melihat dikegelapan malam. Sang pengembara tidak takut, bahkan dia penasaran bagaimana bentuk dan rupa makluk itu. Sang pengembara akhirnya memanjat untuk memetik beberapa buah yang akan dibawa pulang. Tak disangka, di atas pohon guajava yang besar itu, sang pengembara menemukan beberapa orang dalam keadaan pingsan an terikat. Dengan bantuan para pengawal, sang pengembara berusaha menyelamatkan orang-orang itu. Dan ternyata salahsatunya adalah tuan putri. Tak sampai semua orang diturunkan, makluk itu tiba-tiba muncul. Para pengawal lari terbirit-birit. Dan disitulah terjadi pertarungan yang sangat sengit, antara pangeran dan codot. Ternyata codot sangat sakti, sulit dibunuh dan dapat pulih dari luka yang disebabkan oleh sang pengembara dengan hanya memakan buah guajava tersebut. Tapi sang pengembara juga tidak kehabis akal, dengan kesaktiannya, sang pengembara menggunakan ajian yang tidak pernah digunakannya dalam bertanding karena sangat berbahaya bagi lawannya ataupun dirinya sendiri. Dengan mantra "Ibu bumi bopo angkoso, sun matek ajiku padang jagat kewirangan, tan keno biso obah tan keno biso melayu, sing gedhi dadi cilik sing cilik dadi awu" codot yang terkena pukulan ajian itu, terpental jauh dari sang pengembara. Dan sang pengembara kehabisan tenaga karena telah mengeluarkan ajian berbahaya itu. Codot yang menyadari lawannya sudah tak berdaya, berusaha mengambil kesempatan. Akan tetapi keanehanpun terjadi, semakin codot terbang mendekati sang pengembara, tubuh codot semakin mengecil. Codot berusaha terbang memakan buah guajava, berharap buah tersebut dapat menghilangkan efek ajian dari sang pengembara. Dan setelah memakan buah guajava, efek yang ditimbulkan oleh ajian dari sang pengembara itu hilang, tapi tubuhnya tidak dapat membesar kembali. Codotpun terbang menjauh dan bersumpah, bahwa setelah tubuhnya pulih dia akan membalasnya. Para pengawal yang tadinya lari terbirit-birit, mendekati sang pengembara dan orang-orang yang telah diculik termasuk tuan putri untuk ditolong. 

Keesokan harinya, sang pengembara memohon pamit untuk kembali ke Negeri Atas Banyu dan membawa beberapa buah guajava. Dengan rasa bahagia dan bangga, sang raja Negeri Matahari Tenggelam berterima kasih atas bantuan yang diberikan kepadanya, sehingga tuan putri dapat kembali dengan selamat. dan atas jasanya, sebelum sang pengembara kembali ke Negeri asalnya, raja memohon agar sang pengembara mau memperistri tuan putri. Sang pengembara tidak langsung menerimanya, dia bertanya kepada sang putri apakah sang putri mau menikah dengannya. Dengan senang hati karena telah menolongnya, sang putri mau menikah dengan sang pengembara.

Akhirnya sang pengembara kembali ke Negeri asalanya ditemani oleh sang putri, dengan membawa beberapa buah guajava dan beberapa bibit pohon buah tersebut serta membawa kuda kerajaan yang bersayap dan bisa terbang agar cepat sampai di negeri Atasbanyu. Ditengah perjalanan pulang, beberapa bibit pohon buah guajava ternyata terjatuh dan tidak disadari oleh sang pengembara ataupun sang putri. 

Setelah beberapa hari perjalanan, sang pengembara dan sang putri sampai di negeri Atasbanyu. Sang pengembara langsung memberikan buah guajava untuk ayahandanya yang masih sakit sebagai obat, dan menanam bibit pohon buah guajava di desa sekitar kerajaan. Di Negeri Atasbanyu "OBAT" biasa disebut dengan "JAMU", dan sang pengembara atau sang pangeran menamakan desa yang ditanami buah guajava tersebut dengan "DESA JAMBU". Dan rakyat Negeri Atasbanyu biasa menyebut buah guajava dengan buah jambu, karena berasal dari desa jambu.


-TAMAT-

Pengarang : Arif Wahyu Ambriyono

Postingan populer dari blog ini

MENGATASI "Kontrol disembunyikan. Tekan untuk menampilkannya" di GOOGLE DOKUMEN

Oke pada kesempatan kali ini saya akan berbagi pengalaman tentang mengatasi masalah tersebut. Langkah-langkahnya sebagai berikut : - Pertama tekan tombol "F11" pada keyboard - Kedua tekan tombol "ESC" pada keyboard - Ketiga untuk keluar full screen mode tekan tombol "F11" pada keyboard Semoga berhasil dan terima kasih sudah berkunjung

contoh Karya Tulis Ilmiah "BAHAYA NARKOBA BAGI REMAJA"

BAB I PENDAHULUAN A.     Latar Belakang Masalah Narkoba (Narkotika dan Obat-obatan yang mengandung zat adiktif/berbahaya dan terlarang) belakangan ini amat populer di kalangan remaja dan generasi muda bangsa Indonesia, sebab penyalahgunaan narkoba  ini telah merebak ke semua lingkungan, bukan hanya di kalangan anak-anak nakal dan preman tetapi telah memasuki lingkungan kampus dan lingkungan terhormat lainnya. Narkoba saat ini banyak kita jumpai di kalangan remaja dan generasi muda dalam bentuk kapsul, tablet dan  tepung seperti ekstasy, pil koplo dan shabu-shabu, bahkan dalam bentuk yang amat sederhana seperti daun ganja yang dijual dalam amplop-amplop. Saat ini para orang tua, mulai dari ulama, guru/dosen, pejabat, penegak hukum dan bahkan semua kalangan telah  resah terhadap narkoba ini, sebab  generasi muda masa depan bangsa  telah banyak terlibat di dalamnya. Akibat leluasannya penjualan narkoba  ini, secara umum mengakibatkan timbulnya gangguan mental organik dan per

RAGAM GERAK TARI TURONGGO YAKSO (Kesenian Trenggalek)

Kareografi Tari turonggo yakso bersifat bebas, gerakan tarinya bersifat dinamis dan energik, mengikuti iringan gamelan yang mengiringinya. Gerakan tari turonggo yakso berpusat pada gerakan kaki, gerakan tubuh dan gerakan tangan.  Gerak-gerak tersebut antara lain sembahan, liyepan, teposan, pethukan. lejitan, bapangan, oyogan, kacolan kasatrian,untu walang, kiprah sampur congklangan dan mincek-mincek.Secara keseluruhan Tari Turonggo Yakso ini menggunakan gending seperti yang digunakan pada salah satu kesenian khas Trenggalek yaitu Tiban. Dan para penari tersebut menari dengan urut-urutan gerak antara lain :                                                                  Sembahan,  para penari menuju arena berputar membentuk lingkaran lalu membentuk baris berbanjar kemudian posisi jengkeng (jongkok kaki kiri menyentuh tanah, tangan kanan ditekuk di depan dada), posisi kepala menunduk lalu ngugel memutar memberi salam hormat sambil memegang cambuk/pecut, lalu berdiri melangkah m