Kareografi
Tari turonggo yakso bersifat bebas, gerakan tarinya bersifat dinamis dan
energik, mengikuti iringan gamelan yang mengiringinya. Gerakan tari turonggo
yakso berpusat pada gerakan kaki, gerakan tubuh dan gerakan tangan.
Gerak-gerak tersebut antara lain sembahan, liyepan, teposan, pethukan.
lejitan, bapangan, oyogan, kacolan kasatrian,untu walang, kiprah sampur
congklangan dan mincek-mincek.Secara keseluruhan Tari Turonggo Yakso ini menggunakan gending seperti yang digunakan
pada salah satu kesenian khas Trenggalek yaitu Tiban. Dan para penari
tersebut menari dengan urut-urutan gerak antara lain:
- Sembahan, para penari menuju arena berputar membentuk lingkaran lalu membentuk baris berbanjar kemudian posisi jengkeng (jongkok kaki kiri menyentuh tanah, tangan kanan ditekuk di depan dada), posisi kepala menunduk lalu ngugel memutar memberi salam hormat sambil memegang cambuk/pecut, lalu berdiri melangkah mundur posisi miring sambil memegang kuda yang digerak-gerakan kemudian maju, posisi ini bergantian kanan kiri.
- Liyepan, para penari membentuk formasi lingakaran dengan posisi kuda menunduk, menghadap ke tengah lingkaran. Setelah bertemu diteruskan gerakan pisahan melangkah mundur posisi kuda menengadah.
- Teposan, para penari melakukan gerakan melompat.
- Lejitan, yaitu gerakan kaki kanan keluar masuk.
- Bapangan, yaitu gerakan pacak gulu (menggerakan kepala dari gerakan leher)
- Oyogan, yaitu gerakan jalan miring ke kanan dan ke kiri, lalu lampah/berjalan.
- Mletik, yaitu gerakan melompat-lompat.
- Kacolan kasatrian, yaitu gerakan kaki menggantung membentuk siku-siku.
- Untu walang, yaitu gerakan kuda maju merunduk lalu mundur posisi kuda menengadah formasi penari terpisah menjadi dua.
- Lompat balik, yaitu gerakan berbalik memutar.
- Kiprah sampur, yaitu tangan mengibaskan sampur disela-sela lejitan dan bapangan.
- Kiprah lombo, yaitu gerakan badan ke kanan dan ke kiri disela-sela lejitan dan bapangan.
- Congklangan, yaitu gerakan angkat kaki kanan kiri bergantian.
- Mincek-mincek, yaitu gerakan untuk melemahkan saraf agar kembali semula, dengan formasi memutar lalu membentuk satu baris kemudian secara bersama-sama keluar arena pertunjukan.
Para
penari akan tampak mulai ndadi pada saat melakukan gerakan congklangan. Yaitu seperti makan beling (pecahan kaca), mengupas
kelapa, menirukan monyet dan gerakan-gerakan yang lain yang dilakukan dengan
gerakan atupun atraksi di luar kesadaran para penari. Setelah bagian ndadi ini
berlangsung beberapa saat, kemudian para penari yang ndadai disembuhkan oleh
pawang sebagi tanda inti pertunjukan berakhir.
Penggarapan Pola Lantai pada tari turonggo yakso dilakukan pada peralihan
rangkaian gerak, yaitu pada saat transisi rangkaian gerak satu dengan rangkaian
gerak berikutnya. Sedangkan perpindahan posisi penari biasanya dilakukan pada
gerak penghubung, yaitu dilakukan pada rangkaian gerak berlari lari kecil
ataupun bergeser dengan gerakan rancak. Gerak rancak lebih dari seorang pria dan
berkelompok terlihat memukau.
Komentar
Posting Komentar
Terima kasih ^^