Ketertutupan pemerintah
orde baru dapat dilihat dari hal-hal dibawah ini
System ekonomi yang secara formal ditentukan dengan system demokrasi ekonomi dalam praktiknya dilakukan oleh sekelompok orang yang dekat dengan kekuasaan dan bersifat monopoli. Akibatnya terjadilah berbagai penyimpangan sebagai berikut :
a.
Perekonomian dikuasai oleh sekelompok kecil pengusaha yang dekat
dengan elit kekuasaan dan mendapatkan perlakuan khusus sehingga melahirkan
kesenjangan dan ketidak adilan.
b.
Munculnya kolongmerat dan sekelompok kecil pengusaha kuat yang
tidak didukung oleh jiwa nasionalisme dan kewirausahaan sejati.
c.
System perbankkan yang tidak mandiri karena intervensi pemerintah
terhadap bank sentral terlalu kuat sehingga melemahkan perekonomian nasional
2. Bidang agama dan sosial budaya
Pada mesa
orde baru kehidupan beragama dan social budaya dapat menggambarkan sebagai
berikut.
a.
Kualitas keimanan dan ketakwaan terhadap Tuhan Yang Maha Esa,
akhlak mulia, serta moral dan etika masyarakat Indonesia cenderung mengalami.
b.
Krisis ekonomi membalikkan situasi, yang semula penduduk miskin
sudah dapat dikurangi dan pendapatan perkapita dapat ditingkatkan, akhirnya
bertambah besar kembali.
c.
Kondisi social ekonomi rakyat makin memprihatinkan, harga sembako
dan obat-obatan tidak terjangkau oleh daya beli masyarakat. Taraf hidup
masyarakat menurun dengan tajam, kualitas sumber daya manusia rendah.
d.
Jati diri bangsa yang disiplin, jujur, bertos kerja tinggi, serta
berakhlak mulia belum dapat diwujudkan bahkan cenderung menurun.
e.
Ketimpangan, kecemburuan, ketegangan dan penyakit social lainnya
makin menggejala, di samping kurangnya rasa keperdulian dan kesetiakawanan
masyarakat.
3. Bidang hokum
Dalam bidang
hokum sangat memprihatinkan, istilah Negara hokum hanya menjadi slogan. Pembangunan
hokum sangat tidak diperhatikan, khususnya pembatasan kekuasaan presiden sama
sekali belum dikerjakan. Penegakan hokum sangat lemah sehingga lahir istilah mafia
pengadilan, jual beli perkara, dan lain-lain.
4. Bidang politik
a.
Masih kentalnya budaya masyarakat yang bersifat paternalistic dan
kultur neofeodalisme dalam kehidupan politik.
b.
Kekuasaan eksekutif terpusat dan tertutup di bawah control lembaga
kepresidenan yang mengakibatkan krisis structural dan sistemik sehingga tidak
mendukung berkembangnya fungsi lembaga kenegaraan, politik, dan social secara
propolsional dan optimal. Hal ini terlihat dalam pelaksanaan pemilu, menetapkan
anggota MPR dan DPR atau dalam mengambil keputusan pemerintah.
c.
Mekanisme hubungan antara pusat dan daerah yang bersifat
sentralistik mengakibatkan pengambilan putusan yang diberlakukan untuk daerah
kadang tidak sesuai dengan kondisi setempat. Di samping itu, daerah yang
mempunyai kekayaan melimpah kurang bisa dirasakan oleh penduduk setempat.
terima kasih infonya
BalasHapus